Minggu, 01 Desember 2013

JAMAN KEEMASAN PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL

PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA SPANYOL

A.    PENDAHULUAN
            Setelah berakhirnya periode klasik Islam, ketika Islam mulai memasuki kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islma dan bagian dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari Islam Spanyol di Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat  peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur.

B.     MASUKNYA ISLAM DI SPANYOL
Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika Utara dan menjadikan sebagai salah satu propinsi dari dinasti Bani Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd Al-Malik mengangkat Hasan Ibn Nu’man Al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa Khalifah Al-Walid, Hasan Bin Nu’man sudah digantikan oleh Musa Bin Nushair. Di zaman Al-Walid itu, Musa Bin Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Ia juga menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa Barbar di pegunungan-pegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan membuat kekacauan-kekacauan seperti yang dilakukan sebelumnya.[1]
Sebelum dikalahkan dan dikuasai Islam, di kawasan ini terdapat kekuasaan kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat kerusuhan dan dan menentang kekuasaan Islam. Setelah dapat dikuasai, umat Islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan Spanyol. Dengan demikian, Afrika Utara menjadi batu loncatan bagi kaum Muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.  Ada tiga pahlawan Islam paling berjasa memimpin satuan-satuan ke sana, yaitu Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.[2]
Khalifah mengirim 500 orang pasukan yang dipimpin oleh Tharif  Ibn Malik pada tahun 91 H/711 M, Ibn Nushair (gubernur Afrika Utara) mengirim pasukan sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad. Akhirnya Thariq Ibn Ziyad berhasil menguasai hampir seluruh kota yang ada di semenanjung Iberia atas bantuan  Nushair mendeklarasikan semenanjung Iberia sebagai bagian dari kekuasaan Umayyah yang berpusat di Damaskus.
Thariq Ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol, karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata yang dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa Ibn Nushair dan sebagian dari orang Arab yang dikirim oleh Khalifah Al-Walid. Pasukan itu menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad. Sebuah gunung tempat pertama  kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan pasukanya, yaitu Gibraltar (Jabal Thariq). Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan, dari situ Thariq dan pasukannya terus menaklukkan kota-kota penting seperti Cordova, Granada, dan Toledo (ibu kota kerajaan Goth saat itu). Musa Ibn Nushair membantu perjuangan Thariq dengan suatu pasukan besar dan ia berangkat menyeberangi selat itu dan satu persatu kota yang dilewatinya dapat ditlaklukkanya seperti Sidonia, Karmona, Seville, Merida, serta kerajaan Gothik, Theodomir di Orihuela, kemudian ia bergabung dengan Thariq di Teledo dan keduanya berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol. Yaitu bagian Utara (dari Sarogosa sampai Navarre).[4]
Ketika Daulah Umayyah di Damaskus dihancurkan oleh Bani Abbas, Abd al-Rahman Ibn Mu’awiyah berhasil meloloskan diri dan menginjakan kakinya di Andalusia pada tahun 132 H/750 M. Ia diberi gelar al-dakhil, karena beliau adalah pangeran Dinasti Bani Umayyah pertama yang menginjakan kakinya di semenanjung Iberia. Beliau berhasil menyingkirkan Yusuf  Ibn Abd al-Rahman al-Fihri yang menyatakan diri tunduk kepada Dinasti Bani Abbas pada tahun 138 H/756 M. Abd al-Rahman al-Dakhil memproklamirka bahwa Andalusia lepas dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas dan Ia memakai gelar amir(bukan khalifah).
Selama 32 tahun berkuasa, Abd al-Rahman berhasil mengatasi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun dari luar. Karena ketangguhannya, kemudia Ia diberi gelar Rajawali Quraisy. Karena kekuasaan Dinasti Bani Abbas sepeninggal al-Mutwakil (247 H/861 M) semakin merosot, Abd al-Rahman memproklamirkan diri sebagai khalifah dan memakai gelar amir al-mu’minin.

C.    FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ISLAM MUDAH MASUK SPANYOL
Faktor-faktor  yang meyebabkan Islam masuk Spanyol yaitu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat lumpuh. Padahal sewaktu Spanyol berada di bawah kekuasaan Romawi, berkat kesuburan tanahnya pertanian dan perdagangan, dan industri maju pesat. Akan tetapi setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat lumpuh. Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, Raja Goth terakhir dikalahkan Islam.
 Faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, beberapa tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukkan wilayah Spanyol pada khususnya. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di wilayah tersebut.

D.    PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL
1.      Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Stabilitas politik negeri Spanyol pada periode ini belum tercapai secara sempurna, ada gangguan yang datang dari dalam dan dari luar. Gangguan dari dalam yaitu berupa perselisihan diantara elite penguasa, dan terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus, dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Sedangkan gangguan dari luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan.

2.      Periode Kedua (755-912 M)

Pada periode ini Spanyol berada di bawah pemerintah Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama yaitu Abdurrahman I yang memasuki Spanyol (138 H/755 M) yang diberi gelar Abdurrahman Ad-Dakhil, ia adalah keturuna Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus, dan al-Dakhil berhasil mendirikan Dinasti Umayyah di Spanyol. Saat ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan baik dalam bidang politik maupun peradaban. Abdurrahman A-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol.

3.      Periode Ketiga (912-1013 M)

Pada periode ini Diperintah oleh peguasa dengan gelar khalifah. Umat Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordova. Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku, pada masa ini masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.

4.      Periode Keempat (1013-1086 M)

Pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan yang berpusat di Sevilla, Cordova, Toledo dan sebagainya. Dan umat Islam di Spanyol kembali memasuki pertikaian intern. Ironisnya jika terjadi perang saudara, ada di antara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen, namun walaupun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada peiode ini.

5.      Periode Kelima (1086-1248 M)

Pada periode ini kekuasaan Islam Spanyol dipimpin oleh penguasa-penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan beberapa wilayah Islam dapat dikuasai oleh kaum Kristen. Tahun 1238  Cordova jatuh ketangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh pada tahun 1248 M. hampir seluruh wilayah Spanyol Islam lepas dari tangan penguasa Islam.

6.      Periode Keenam (1248-1492 M)

Pada periode ini Islam hanya berkuasa di Granada di bawah Dinasti Ahmar (1232-1492 M). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir, Tetapi secara politik dinasti ini hanya berkuasa di wilayah kecil. Abu Abdudllah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain untuk penggantinya sebagai raja, lalu ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad bin sa’ad. Abu Abdullah kemudian  meminta bantuan kepada ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dan mereka dapat mengalahkannya, lalu Abu abdullah naik tahta.
Kemudian Ferdinand dan Isabella mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan, menyerang balik Abu Abdullah dan mengambil kekuasaannya. Akhirnya Abu Abdullah kalah dan menyerahkan kekuasaanya kepada Ferdinand dan Isabella. Sedangkan Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara. Lalu berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M.[7]

E.     KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI SPANYOL

1.      Kemajuan Intelektual dan Eksakta

a.    Filsafat
Pada abad IV H/X M, para pelajar di Andalusia banyak yang pergi ke Baghdad untuk belajar filsafat. Di antara mereka adalah Abu al-Qasim Maslamah Ibn Ahmad al-Majriti (w. 397 H/1007 M). Ia mempelajari manuskrip-manuskrip Arab dan Yunani, kemudian mengembangkan ilmu yang diperolehnya di Andalusia. Ia berjasa dalam bidang illmu matematika, astronomi, kedokteran, dan kimia, dan ia merupakan ulama’ pertama yang memperkenalkan ajaran Rasa’il ikhwan al-Shafa di Eropa.
Perkembangan filsafat mendorong berkembangnya ilmu eksakta, antara lain matematika. Ilmu pasti yang dikembangkan orang Arab berpangkal dari buku India, yaitu Sinbad, yang diterjemahkan dalam bahasa Arab oleh Ibrahim al-Fazari pada tahun 154 H/771 M. Di samping itu, ulama Arab telah menciptakan ilmu tumbuh-tumbuhan untuk kepentingan pengobatan, sehingga melahirkan ilmu apotek dan farmasi.[8]
Tokoh utama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad Ibn Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa , ia pindah di Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M.

b.      Sains
Sains yang terdiri dari ilmu-ilmu kedokteran , fisika, matematika, astronomi, kimia, botani, zoologi, geologi, ilm obat-obatan berkembang dengan baik. Salah satu tokoh Sains dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas bin Farnas, dalam bidang obat-obatan yaitu Ahmad bin Iyas, di bidang kedokteran yaitu Ummul Hasan binti Abi Ja’far, dalam bidang geogarafi yaitu Ibn Jubar, dan Ibn Khaldun adalah perumus filsafat sejarah.

c.       Bahasa dan Sastra
Di Spanyol  pada masa Islam, banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, antara lain Ibn Sayyidih. Dan dalam bidang sastra banyak bermunculan seperti Al-Aqd Al-Farid karya ibnu Abd Rabbih dll.
Pada zaman Umayyah, di Cordova tercatat sejumlah ulama yang melahirkan karya-karya besar, di antaranya yaitu Al-Zabidi (guru Ibn Quthiyah), di antara karyanya Mukhtsahar al-‘Ayn, dan Akhbar al-Nahwiyin.[9]

d.      Musik dan Kesenian
Tokoh seni dan musik antara lain: Al-Hasan bin Nafi yang mendapat gelar zaryab. Zaryab juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu. Keahliannya di bidang musik membekas hingga sekarang, bahkan ia dianggap sebagai peletak dasar musik Spanyol modern.[10]

2.      Bidang Ilmu Keagamaan

a.       Tafsir
Salah satu Mufasir yang terkenal di Andalusia adalah al-Qurtubi. Nama lengkapnya  adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh Al-Anshari Al-Khazraji Al-Andalusi (w. 1273 M). Karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-Jami’u li Ahkam Alqur’an, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid dikenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.

b.      Fiqh
Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki.Adapun yang memperkenalkaln mazhab ini di Spanyol adalah Ziyad bin Abd Ar-Rahman. Para ahli Fiqh lainnya adalah Asy-Syatibi, penulis buku Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syari’ah (ushul Fiqh), dan Ibn Hazm.

3.      Pembangunan Kota
Kemajuan Dinasti Umayyah di Andalusia dicapai pada Zaman Al-muntashir, pengganti Abd al-Rahman al-Dakhil. Kemajuan Cordova ditandai dengan al-Qashr al-Kabir (kota satelit yang dibangun oleh al-Dakhil dan dilanjutkan oleh penggantinya, yang di dalamnya terdapat gedung-gedung istana megah), Rushafat (istana yang dikelilingi oleh taman yang dibangun oleh al-Dakhil di sebelah barat laut Cordova), masjid Jami Cordova (dibangun tahun 170 H/786 M) hingga kini masih tegak, al-Zahra (kota satetlit di bukit pegunungan Sierra Morena), nama tersebut diambil dari nama salah seorang selir (gundik) al-Nashir pada tahun 325 H/936 M). Kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa  atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir di tengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik  senjata, dan pabrik perhiasan.
Faktor pendukung kemajuan Islam di Spanyol antara lain didukung oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman Ad-dakhil Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.
Adapun menurut Badri Yatim, sebab-sebab yang menjadikan kemunduran dan kehancuran Islam Spanyol antara lain disebabkan karena konflik penguasa Islam dengan penguasa Kristen, tidak adanya ideologi pemersatu, karena kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan, dan karena letaknya yang terpecil dari pusat wilayah dunia Islam yang lain.

F.     PENGARUH PERADABAN SPANYOL ISLAM DI EROPA

            Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya Eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik. Yang terpenting di antaranya adalah pemikiran Ibn Rusyd (1120-1198 M). Di Eropa timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di uniersitas-universitas Islam di spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca. Universitas pertama di Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M (30 tahun setelah wafatnya Ibn Rasyd). Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan ilmu filsafat.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan kembali ke dalam bahasa latin.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance)pada abad ke-14 Myang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-17 M. Dan pencerahan (aufklarung) pada abad ke-18 M.
Selain itu juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa selama Islam berada di Andalusia, Karena lamanya Islam di sana, tidak kurang dari 7000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.[11]

G. MASA KEEMASAN ISLAM ANDALUSIA

Meskipun saat ini jumlah umat Islamnya minoritas di setiap negara-negara Eropa, ternyata benua ini pernah menyimpan jejak sejarah kejayaan kekuasaan Islam. Dalam sejarah Islam, Spanyol atau yang dahulu dikenal dengan tanah Andalusia adalah salah satu pusat kekuasaan Islam yang terbesar di benua Eropa itu. Kata "Al-Andalus" merupakan bahasa Arab yang berarti “menjadi hijau saat akhir musim panas.”
Kaum muslim menaklukkan Andalusia yang dikuasai orang-orang Goth pada tahun 711 M./92 H. Kaum muslim berkuasa di Andalusia selama hampir delapan abad melahirkan sebuah peradaban ilmiah cemerlang. Kejayaan Andalusia sudah berakhir, namun peradabannya masih bertahan hingga saat ini. Masa kejayaan yang bertahan lebih dari tujuh abad lamanya itu belum pernah tersaingi oleh negara manapun hingga saat ini.
Kejayaan Andalusia tidak bisa terlepas dari peranan besar khalifah Bani Umayah yang pertama. Abdul Rahman I (756-788) adalah seorang pemimpin yang terpelajar, berwibawa dan amat berminat di bidang kesastraan. Karena begitu cintanya pada bidang itu, ia mendirikan satu tempat khusus di dalam istanyanya yang diberi gelar "Darul Madaniyat" untuk kegiatan kesusasteraan untuk kalangan wanita Andalus. Setelah masa Abdul Rahman I, penggantinya juga adalah seorang pemerintah yang menitikberatkan dibidang kelimuan. Jasa beliau yang terbesar adalah tentang penyebaran bahasa Arab dan melemahkan bahasa lain di di seluruh semenanjung Iiberia (Spanyol dan Portugal). Beliau yang menjadikan bahasa arab sebagai Lingua Franca dalam hubungan antar bangsa pada zamannya dan zaman berikutnya.


 Produk-produk yang diperkenalkan ke Barat melalui Andalusia antara lain: katun, kertas, cermin, lampu jalan, garam, kaca berwarna, sutra, satin, lada, cinnamon, sapu tangan, deodoran, kerosin, linan, senjata api, bola katun, uang kertas, stempel, buku binder, jam, lantai keramik, asam sendawa, sabun, astro labs, kompas untuk navigasi, slide rules, penggaris, alat bedah, kincir angin, alat tenun, air bunga mawar, peta, globe, nektar dan citric dari buah, karpet, kacamata, tirai, test tube, porselen, bulu binatang, beludru, almanak, dan ensiklopedia.
Jadi kita dapat melihat bahwa kontribusi umat Muslim kepada dunia sangat mengagumkan. Umat Muslim mengembangkan teknologi dengan begitu baik sehingga dapat berguna bagi dunia Barat dan menolong Eropa yang berada dalam masa kegelapan. Eropa pada saat itu berada dalam masa keruntuhannya dan Eropa bukan lagi pusat dunia, tapi ketika para sejarawan non-Muslim menganggapnya sebagai masa kegelapan Eropa, tepat di bagian barat Eropa, berdirilah negeri Muslim yang memukau bernama Andalusia, yang merupakan Kekhalifahan Spanyol.
Kota-kota di Spanyol pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan peradaban yang membuat banyak pelajar-pelajar Eropa menimba ilmu di sana. Andalusia sudah mengetahui bahwa matahari sebagai pusat tata surya, sedangkan saat itu bangsa Eropa masih memperdebatkan teori geosentris ptolemeus (bumi sebagai pusat edar). Betapa jauh peradaban Andalusia. Pada saat itu, Andalusia merupakan sebuah pusat pendidikan. Kota-kota seperti Toledo, Sevilla, Granada, dan Cordoba adalah tempat yang pernah menjadi sejarah bagi kejayaan Islam ketika agama itu berhasil mewarnai Andalusia hingga 5 abad lamanya.
Kota Cordoba saat ini masih menyimpan peninggalan yang dari kejayaan Islam di masa lalu. Di antaranya adalah masjid Raya Cordoba. Namun demikian, keindahaan arsitekturnya tetap memukau para pengunjung yang ingin melihat kejayaan dinasti Umayyah yang dimulai dari kedatangan panglima Thariq bin Ziyad.

Interior Masjid Kordoba atau mezquita, peninggalan dari Al-Andalus yang kini dijadikan katedral Katolik Roma.
Selain itu, Cordoba merupakan kota terbesar di dunia saat itu. Populasi Cordoba mencapai jutaan dan jalan-jalannya diterangi oleh lampu-lampu! Lampu jalan merupakan barang asing bagi Eropa. Berbagai sarana keilmuan telah dibangun, gedung-gedung sekolah, universitas, perpustakaan yang bagus dengan penerjemahan buku-buku yang aktif, mesjid dan taman yang indah untuk cendekiawan berdiskusi, institusi kelimuan bagi warga kurang mampu dan menjadikan Cordoba tempat keilmuan dan prasarananya.
Tradisi kelimuan yang begitu kental membuat peradaban Andalusia melesat jauh dibanding negara-negara lain. Ilmu pengetahuan tersebut akhirnya tertuang pada pembangunan dan teknologi Andalusia yang maju. Mengutip Anwar G Chejne, Salmah menggambarkan keindahan Cordoba. Pada Abad ke-10 M, Cordoba mengalahkan keindahan Constantinople, dengan rumah sakit, universitas, penerbitan buku, industri kertas, mesjid dan istana yang sangat cantik, perpustakaan, kolam mandi dan taman persiaran yang indah. Perpustakaan umum dibangun di setiap wilayah. Di kota Cordoba saja terdapat 70 buah perpustakaan yang bisa digunakan oleh seluruh masyarakat. 
Ilmuan-ilmuan pun akhirnya bermunculan saat itu. Ahli matematika (Al-Khwarizmi, Orang pertama yang menulis buku berhitung dan aljabar), ahli kedokteran (Al-Kindi penulis buku ilmu mata, Ar-Razi atau Rhazez penulis buke kedokteran, Abu Al-Qasim al-Zahrawi ahli bedah, Ibnu Nafis penemu sirkulasi darah, dan Ibnu Sina), ahli satra (Ibn Abd Rabbih, Ibn Bassam, Ibn Khaqan), ahli hukum, politik, ekonomi, astronomi (Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash, penentu gerhana dan pembuat teropong bintang modern), ahli hadits dan fikih (Ibnu Abdil Barr, Qadi Iyad), sejarah (Ibn Khaldun penemu teori sejarah), ahli kelautan (Ibnu Majid). Bahkan penjelajah Andalusia menginjakkan kakinya di Benua Amerika lima abadsebelum Christopher Colombus.

              Jadi ketika sebagian Eropa berada dalam masa kegelapan, daerah Eropa yang berada di bawah kekhalifahan Muslim berada dalam masa benderang. Dan ketika renaissance terjadi di Eropa, dan renaissance secara harfiah artinya “kelahiran kembali”, dan ini bukan berarti kelahiran kembali dari kehampaan, karena mereka tinggal mengambil semua kemajuan teknologi dari Andalusia. Jika kita melihat Italia, segala seni dan ukirannya diambil dari seniman-seniman Muslim Spanyol, mereka hanya mengubahnya sedikit untuk menciptakan gaya mereka sendiri.
Jadi tentu saja kelahiran kembali ini bukan berasal dari mereka, mereka hanya mempelajarinya dari umat Muslim. Ketika tentara Salib tidak berhasil menaklukkan kekhalifahan Islam, mereka kembali dengan pengetahuan dari umat Muslim. Eropa dengan tentara salibnya mengubah Eropa dari masa kegelapan.
Ada informasi medis tentang pembedahan yang dibawa pulang, buku-buku dibawa pulang, bahasa dibawa pulang, segalanya dibawa pulang. Jadi tentara Salib benar-benar mengubah Eropa dalam suatu cara yang tak pernah kita lihat sebelumnya.
Eropa berada di periode yang paling produktif dan kreatif sepanjang sejarahnya. Hal-hal seperti katedral gotik, universitas, pengadilan, dan perundang-undangan, semuanya diciptakan. Jadi dari masa kegelapan yang berlangsung lama, datanglah sebuah ledakan luar biasa yang merupakan pencapaian budaya yang mengagumkan. Renaissance telah kembali, cahaya-cahaya kembali hidup. Apa yang terjadi di antara tahun 700-1.500? Apakah itu masa kegelapan? Itulah masa keemasan Islam, dan sekarang mari kita bicarakan beberapa kontribusi yang diciptakan umat Muslim.
Dalam matematika, beberapa prestasi yang dicapai adalah mereka menemukan aljabar, simbol dan persamaan, mengembangkan sistem penomoran Arab (01234567890 yang digunakan di seluruh dunia pada zaman sekarang). Mereka menciptakan algorism (Sistem desimal dalam bahasa Arab). Mereka menemukan rumus umum untuk menyelesaikan third degree equations. Mereka menemukan rasio trigonomic, rumus-rumus, dan persamaan. Kalian dapat terus melanjutkan dan melihat... Kalkulus, trigonometri, dan semua bidang studi ini berhutang budi pada Islam.
Dalam Fisika, mereka menciptakan pengetahuan tentang mekanik, mereka menjelaskan pusat gravitasi, mereka mendeskripsikan gravitasi. Jadi ketika sebuah apel mengenai kepala Isaac Newton, dia mungkin sedang membaca sebuah buku bahasa Arab, dan kemudian dia terbangun dari tidurnya, kemudian dia membalik halaman bukunya ke halaman tentang “gravitasi”, tapi yang dikatakan kepada kita adalah: “Sebuah apel mengenai kepalanya dan dia menemukan gravitasi”, tapi umat Muslim telah lebih dulu menjelaskan gravitasi dengan detil jauh sebelum Isaac Newton.
Umat Muslim juga menjelaskan properti mekanis dari bidang geometrik, mereka menciptakan hidrometer, aerometer, tuas, neraca keseimbangan, mereka mengukur tekanan gravitasi dari berbagai zat, menciptakan pendulum, per, dan jam dinding.
Dalam bidang kimia, mereka mengembangkan teori atom dan partikel. Umat Muslim mengembangkan proses evaporasi, sublimasi, kristalisasi, distilasi, filtrasi, pigmentasi, peleburan, menciptakan metode pembuatan baja, menempa logam. Juga mengembangkan cara mewarnai pakaian dan tekstil, mengembangkan metode dalam bidang kimia, sulfur, nitric, dan asam hydrochloric, amonium chlorida, silver nitrate, mercuric oxide, chlorida, sulphide, sodium. Mereka juga mengembangkan proses kimia dan metode untuk membuat kaca, sabun, parfum, resin, minyak, cat, kertas, gula, bubuk mesiu. Mereka mengenalkan penggunaan botol suling, timbangan dan pipa, dan lain-lain.
Dalam bidang astronomi mereka mengembangkan astrolabe dan sekstan, menyiapkan katalog bintang dan tabel untuk memonitor pergerakan planet, menamakan sekitar 200 bintang dengan nama-nama Arab, mereka berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat, mereka mengukur garis lintang dan bujur, mendefinisikan lingkar dan diameter bumi, mengukur derajat inklinasi matahari, memetakan posisi orbit bintang dan planet-planet.
Peralatan Kedokteran dari Andalusia
Dalam bidang medis, mereka melakukan gynecology, obstetric, menulis ensiklopedia medis, melakukan prosedur terapi, mengembangkan salep merkuri, menemukan sirkulasi darah dan menjelaskan sirkulasi dan fungsi paru-paru. Mereka meneliti sifat menular penyakit tuberkolosis dan penularan penyakit melalui air dan tanah, mereka melakukan operasi pembedahan di mata, telinga, dan gigi. Mereka menggunakan dan menciptakan lebih dari 200 alat bedah! Ini menakjubkan! Mereka mendefinisikan 130 penyakit mata. Mereka juga mengklasifikasikan 143 obat-obatan. 
Dalam ilmu farmasi, mereka menciptakan alkohol, asam nitrat, karbonat, mengenalkan penggunaan picrotoxin, menciptakan obat-obatan kimia dalam pil dan lain-lain. Mereka mendirikan apotek untuk menebus resep obat. Mereka mengenalkan berbagai macam obat-obatan dan tanaman obat kepada Eropa yang dari namanya saja sudah terlihat bahwa benda-benda ini berasal dari Arab, misalnya alkana, alkohol (alkuhl), alkali, alfalfa, kamfa, katun, hakim (pengadilan), zafaron, dan lain-lain.
Dalam bidang geografi, mereka menciptakan banyak alat navigasi dan survei, mereka menciptakan peta jalan di berbagai belahan dunia yang sangat akurat dan detil, mereka memperhitungkan dan menciptakan tabel ephemeris dari angin musiman dan gelombang laut, mereka mendefinisikan negeri dan budaya-budaya dunia dalam laporan mereka. Seseorang mungkin berkata “Bagaimana mereka tahu semua ini?” 
Dan masih banyak bidang-bidang lainnya seperti bidang astronomi, sejarah, dan beberapa bidang lainnya. Bagaimana caranya mereka begitu pandai dalam bidang-bidang ini? Misalnya dalam bidang geografi dan astronomi, apa tujuannya mengetahui bintang-bintang dan arah? Apa tujuannya mengetahui geografi dunia?
Semua umat Muslim hingga zaman sekarang sangat bergantung pada arah, karena setiap kali kita shalat, kita shalat menghadap ke Mekkah. Jadi dimanapun kita berada, kita harus menentukan dimana Mekkah. Jadi merupakan hal alami bagi umat Muslim untuk mempelajari arah dan selalu melihat matahari, untuk mengetahui perihal waktu dengan tujuan mengetahui waktu-waktu shalat.
Dan juga berhaji ke Mekkah. Setiap Muslim harus berhaji ke Mekkah setidaknya sekali seumur hidup, dengan begitu semua ilmu-ilmu rumit dalam bidang geografi, misalnya peta jalan-jalan di dunia dikembangkan, sehingga umat Muslim dapat bepergian misalnya ke  Cina, India, Afrika Barat, Eropa Utara, dan ke Mekkah.

Kembali ke pembahasan mengenai Spanyol, pada Abad ke-7 itu, Andalusia telah memiliki sistem perairan dan irigasi yang baik, namun bangsa Eropa bahkan belum mengenal istilah mandi. Ketika Andalusia sudah memiliki dokter-dokter ahli, bangsa Eropa menilai sakit itu adalah kutukan. Andalusia telah menciptakan kamar mandi dan wc, Inggris malah masih 'BAB' di kantong plastik dan membuangnya dijalan. Mereka dapat mengambil air dari atas gunung dan membawanya turun dari gunung menggunakan pipa air, kanal, dan dikanalkan ke seluruh penjuru kota, sehingga setiap rumah dapat mengakses air. Dan mereka melakukan itu semua tanpa menghancurkan, membendung, atau menyumbat sesuatu, mereka mendesainnya dengan sangat lihai, mereka menggunakan gravitasi, ini cara yang alami untuk melakukan sesuatu.
Dan jika kalian pergi ke Granada sekarang, kalian akan melihat saluran airnya sudah digunakan sejak waktu umat Muslim, air mengalir ke segala penjuru dan inilah prestasi luar biasa yang mereka ciptakan! Matematika, astronomi, botani, sejarah, filosofi, dan yurisprudensi dikembangkan di Spanyol, dan hanya di Spanyol saja! Semua yang mendorong kemakmuran dan kemajuan suatu bangsa, semua yang mendorong perkembangan dan peradaban, ditemukan di Muslim Spanyol.
Bagian Belakang Masjid Cordoba

Sekarang, mari kita lihat peninggalan-peninggalannya. Ini adalah peninggalan mereka berabad-abad yang lalu, beberapa diantaranya yaitu:
1.      Al-Qashr al-Kabir, kota satelit yang didalamnya terdapat gedung-gedung istana megah.
2.      Rushafat, istana yang dikelilingi oleh taman yang di sebelah barat laut Cordoba.
3.      Masjid jami’ Cordoba, dibangun tahun 170 H/786 M yang hingga kini masih tegak.
4.      Al-Zahra, kota satelit di bukit pegunungan Sierra Monera pada tahun 325 H/936 M. Kota ini dilengkapi dengan masjid tanpa atap (kecuali mihrabnya) dan air mengalir ditengah masjid, danau kecil yang berisi ikan-ikan yang indah, taman hewan (margasatwa), pabrik senjata, dan pabrik perhiasan.

  

MADRID, muslimdaily.net – 
Madrid merupakan ibukota Spanyol. Nama Madrid terkenal di dunia salah satunya karena klub sepakbola ternama Real Madrid yang berbasis di kota ini. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Eropa setelah London dan Berlin. 
Meski diyakini telah ada sejak zaman prasejarah, tak banyak yang tahu, orang yang memberi nama kota terbesar di Spanyol ini orang-orang muslim. Sejarah modern Madrid dibangun oleh Amir Kerajaan Islam Cordoba Muhammad I. 
Asal usul nama Madrid berasal dari kata Arab "Al Majrit", yang berarti tempat air memancar, sumber air, atau sumber saluran air (bahasa Arab: المجريط "sumber air"). Disebut 'Al Majrit' dikarenakan dekat istana yang dibangun Muhammad I, terdapat sungai Manzanares, yang disebut umat Islam 'al-Majrīṭ'. Sungai Manzanares menjadi sumber air utama. Kemudian, nama 'al-Majrit' ini pun menjadi ejaan modern setempat sehingga menjadi Madrid.
Saat Amir Cordoba Muhammad I menguasai Madrid, ia membangun benteng pertahanan di sebuah bukit di tepi kiri Sungai Manzanares. Benteng itu sangat kokoh melindungi Kota Madrid yang ekonominya sangat maju kala itu. Disebutkan pula, sang khalifah juga memerintahkan pembangunan sebuah istana kecil di tempat yang sama yang saat ini ditempati oleh Real Palacio. Di sekitar istana tersebut, dibangun benteng kecil, al-Mudayna.
Dalam bibliografi karya Ibnu Hayyan, disebutkan kebanyakan yang menjadi gubernur kota Madrid pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah adalah anggota keluarga Bani Salim dari Berber. 
Saat Islam berkuasa, banyak pembangunan yang dilakukan. Perekonomian Madrid makin maju. Meski saat itu Madrid hanya sebuah kota kecil, namun kegiatan ekonomi di kota ini cukup bagus. Misalnya, ada industri pembuatan sepatu bersol gabus, yang semula dikembangkan oleh orang-orang Romawi. juga industri kayu ek. 
Di bawah pemerintahan islam, teknik pembuatan sepatu bersol gabus diintensifkan dan didiversifikasi sehingga sepatu bersol gabus menjadi hal umum di Spanyol. Bahkan pada masa itu, sepatu bersol gabus merupakan produk ekspor pokok.
Warisan lain umat islam di kota Madrid adalah penggunaan qanat, yaitu terowongan bawah tanah yang digunakan untuk tujuan irigasi. Di sana, juga di bangun sistem penyediaan air untuk seluruh wilayah kota tersebut. Dengan sumber air yang melimpah, penyediaan air pun bisa merata ke seluruh wilayah. Selain itu, masih banyak yang ditorehkan umat Islam di kota terbesar ketiga di Eropa tersebut. Namun sayangnya, budaya Islam tak bertahan lama dan tak banyak berbekas saat ini.
Saat kekuasaan Islam di Andalusia (Spanyol) melemah, pada 1085, benteng Madrid ditaklukkan oleh Alfonso VI Castilia. Raja Kristen itu pun mengubah masjid-masjid di Madrid menjadi gereja. Pada 1329, Madrid benar-benar berubah menjadi kota kristiani. Dan saat ini, Madrid lebih dikenal sebagai kota sepakbola.
Tokoh Islam dari Madrid
Salah satu tokoh umat Islam yang menonjol dari Madrid adalah seorang ilmuwan bernama Maslamah Ibnu Ahmad Al Majriti. Nama aslinya adalah Abul Qasim Maslamah Bin Ahmad Al-Majriti. Disebut Al Majriti karena ia dilahirkan di Madrid, Spanyol. Ilmuwan muslim ini meninggal sekitar tahun 1007 atau 1008 Masehi.
Menurut cendekiawan barat EJ Holmyard, Al Majriti merupakan ilmuwan Muslim Spayol yang cemerlang pada masa Khalifah Al-Hakam II. Tak hanya satu bidang pengetahuan yang ia kuasai, ia merupakan Kimiawan sekaligus Astronom, Matematikawan bahkan ulama besar dari Andalusia. 
Al Majriti juga merupakan ahli matematika terbaik menurut banyak sarjana. Ia adalah kepala ahli matematika dan astronomi. Namanya semakin terkenal karena keahliannya dalam ilmu waris. 
Keahliannya dalam matematika dan astronomi, diwujudkannya dengan mengenalkan tabel astronomi karya Al-Khawarizmi ke dunia barat (Kristen). Al-Majriti memiliki risalah yang berjudul Al-Mutamalat. Dalam kitabnya berbagai macam cabang pengetahuan, ia persembahkan seperti halnya penerapan matematika dalam penjualan dan pejaka, operasi geometri, aljabar dan ilmu hitung lainnya.
Risalah lainnya dalam bidang astronomi sudah diterjemahkan kedalam bahasa Latin oleh Joan Hispalensis dan John dari Sevilla. Pada tahun 979 M, setelah melakukan observasi astronomi, ia merevisi tabel astronomi karya Al-Khawarizmi. Pada paruh pertama abad XII, ada empat ilmuwan non-muslim yang sudah menerjemahkan berbagai risalah para Ilmuwan Muslim, termasuk kitab-kitab ilmuwan Muslim revisi Al-Majriti, yaitu Adelard dari Bath, Hermann The Dalmatian, Robert dari Chester, dan Plato dari Tivolli.
Al Majriti juga menorehkan prestasi dalam bidang Kimia. Dua risalah kimia yang berjudul Rutbat Al-Hakim danGhayat Al-Hakim adalah bukti kecerdasannya. 
Al Majriti juga dikenal sebagai orang pertama yang membuktikan prinsip kekekalan massa yang ia tulis dalam kitab Rutbat al Hakim. Jauh sebelum Iimuwan non-Muslim yang bernama Lavoisier dari Prancis yang dianggap sebagai penemu prinsip kekekalan massa.
I.         KESIMPULAN
Faktor-faktor  yang meyebabkan Islam masuk Spanyol yaitu dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukkan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan. Faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, beberapa tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukkan wilayah Spanyol pada khususnya.
Kemajuan Islam di Spanyol dipengaruhi oleh kemajuan intelektual dan eksakta (filasafat, sains, musik dan kesenian, bahasa dan sastra), bidang ilmu keagamaan (fiqh dan tafsir), dan pembangunan kota.
Pengaruh peradaban Islam di Spanyol yaitu berawal Di Eropa yang timbul gerakan Averroeisme (Ibn Rusyd-isme) yang menuntut kebebasan berfikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang dibawa gerakan Averroeisme ini. Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M. Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di uniersitas-universitas Islam di spanyol, seperti Universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca.

Selain itu juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa selama Islam berada di Andalusia, Karena lamanya Islam di sana, tidak kurang dari 7000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar